Hidup adalah perjuangan.
hidup adalah pengorbanan.
hidup adalah tantangan
hidup adalah anugrah
Jumat, 15 Februari 2013
Rabu, 13 Februari 2013
Makalah Model Pengembangan Kurikulum
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Model –
model pengembangan kurikulum memegang peranan penting dalam kegiatan
pengembangan kurikulum. Sungguh sangat naif bagi para pelaku pendidikan di
lapangan terutama guru, kepala sekolah, pengawas bahkan anggota komite sekolah
jika tidak memahami dengan baik keberadaan, kegunaan dan urgensi setiap model –
model pengembangan kurikulum.
Salah satu
fungsi pendidikan dan kurikulum bagi masyarakat adalah menyiapkan peserta didik
untuk kehidupan di kemudian hari. Oleh karena itu ada beberapa ciri dasar yang
dapat disimpulkan atas penyelenggaraan kurikulum dan pendidikan yaitu sadar
akan tujuan, orientasi ke hari depan, dan sadar akan penyesuaian. [1]
Pemahaman
tentang kurikulum sendiri merupakan salah satu unsur kompetensi paedagogik yang
harus dimiliki seorang guru. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru
dalam pengelolaan pembelajaran pada peserta didik yang salah satunya kemampuan
pengembangan kurikulum.
Pada tahun
2006 pemerintah menerapkan pemberlakuan tentang kurikulum baru, yang berlaku
sebagai pengganti kurikulum 2004 yaitu Kurukulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini merupakan inovasi baru dalam bidang kurikulum pendidikan di
Indonesia, karena dengan adanya KTSP pihak satuan pendidikan dituntut
kemampuannya dalam menyusun kurikulum sesuai dengan keadaan atau kondisi dan
keperluan satuan sekolah tersebut yang lebih dikenal dengan system desentralisasi. Yang tentunya ini
merupakan perbedaan pada kurikulum sebelumnya yang lebih menitikberatkan pada
sekolah untuk melaksanakannya saja sedangkan yang membuat dan menyusunnya adalah
pemerintah yang dikenal dengan system sentralisasi.
Dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan dan teknologi
yang melaju cepat, menuntut
kemajuan masyarakat sebagai pelaku pendidikan juga berkembang, untuk itu
pemerintah melalui guru berusaha mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten sebagai
produk hasil dari proses pendidikan. Maka dari itu perlu adanya pengembangan
kurikulum sebagai modal dasar agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Banyak model
dalam pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan dalam proses pendidikan,
untuk lebih jelasnya maka makalah ini akan membahas mengenai Model – Model
Pengembangan Kurikulum.
B.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan yang hendak diperoleh dari penulisan makalah ini antara lain :
1.
Agar mahasiswa dapat memahami tentang betapa
pentingnya kurikulum dalam proses pendidikan.
2.
Agar mahasiswa dapat memahami mengapa
diperlukannya pengembangan kurikulum dalam proses pendidikan.
3.
Agar mahasiswa mengetahui jenis – jenis Model
Pengembangan Kurikulum.
BAB
II
PEMBAHASAN
MODEL
– MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
Pengertian Model Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, menurut Nana Syaodih Sukmadinata
kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curruculum construction), bisa juga menyempurnakan
kurikulum yang telah ada (curruculum
improvment). Sedangkan model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi
peristiwa kompleks atau sistem, dalam betuk naratif, matematis, grafis serta
lambang – lambang lainnya. [2]
Dari
pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa model pengembangan kurikulum adalah
berbagai bentuk atau model yang nyata dalam penyusunan kurikulum yang baru
ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada.
B.
Model – Model Pengembangan
Kurikulum
Pengembangan
kurikukum pada dasarnya berkisar pada hal – hal yang berkenaan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju terlalu cepat, sedangkan
pendidikan merupakan proses transformasi, manusia baik yang belajar maupun yang
mengajar dalam keadaan terbatas kemampuannya, maka dari itu untuk menyelaraskan
ketiganya diperlukan adanya pengembangan kurikulum.
Berdasarkan perkembangan dan pemikiran para ahli
kurikulum, dewasa ini telah banyak disajikan model – model pengembangan
kurikulum yang dapat dijadikan acuan atau diterapkan sepenuhnya diantaranya
sebagai berikut:
1.
Model
Pengembangan Kurikulum menurut Ralf Tayler
Tayler
mengenalkan model ini dalam bukunya Basic
Prinsiples of Curriculum and Instruction, ada empat hal yang dianggap
fundamental dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
1)
Menentukan tujuan
2)
Menentukan pengalaman belajar
3)
Mengorganisasi pengalaman belajar
4)
Evaluasi (Sumatif dan formatif) [3]
2.
Model
Pengembangan Kurikulum menurut Robert S. Zails
1.
Model Administratif
Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang
paling lama dan paling banyak dikenal. Diberi nama model administrasi atau line staff karena inisiatif dan gagasan
pengembangan datang dari administrator pendidikan dan mengunakan prosedur
administrasi.
Model pengembangan ini bersifat sentralisasi. Cara kerjanya yaitu atasan – bawahan (top – down) Kerjanya model ini adalah
pejabat pendidikan membentuk panitia pengarah yang biasanya terdiri atas
pengawas pendidikan, kepala sekolah dan staf pengajar inti. Panitia pengarah
ini bertugas merencanakan memberikan pengarahan tentang garis besar kebijakan,
menyiapkan rumusan falsafah dan tujuan umum pendidikan. Selesai pekerjaan
tersebut mereka menunjuk kelompok kerja sesuai dengan keperluan anggota,
kelompok kerja umumnya terdiri atas staf pengajar dan spesialis kurikulum.
Tugasnya adalah menyusun tujuan khusus, isi dan kegiatan belajar. Hasil
pekerjaan direvisi oleh panitia pengarah. Bila dipandang perlu, akan diadakan
uji coba untuk meneliti kelayakan pelaksanaannya.
Dari uraian mengenai model pengembangan kurikulum
administratif kita dapat menandai ada 2 kegiatan di dalamnya yaitu kegiatan
penyiapan para pelaksana kurikulum melalui berbagai bentuk pelatihan agar dapat
melaksanakan kurikulum dengan baik, dan kegiatan evaluasi.
2.
Model Grass – Roots
Model
pengembangan kurikulum ini merupakan
kebalikan dari model administratif. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum bukan
datang dari atas tetapi dari bawah ( bottom
– up ).
Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots
seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah mengadakan
upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan atau penyempurnaan ini dapat
berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau beberapa bidang studi
ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen kurikulum. Apabila kondisinya
telah memungkinkan, baik dilihat dari kemampuan guru-guru, fasilitas biaya
maupun bahan-bahan kepustakaan, pengembangan kurikulum model grass root
tampaknya akan lebih baik.
Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah
perencana, pelaksana, dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dialah
yang paling tahu kebutuhan kelasnya, oleh karena itu dialah yang paling
kompeten menyusun kurikulum bagi kelasnya.[4]
Kurikulum ini sangat bersifat desentralisasi, karena segala ide mulai dari
perencanaan, penyusunan sampai pelaksanaannya di lapangan adalah hak otonomi
sekolah tersebut, dan pemerintah atau pengambil kebijakan yang lebih tinggi
tidak mempunyai kewenangan untuk mengubahnya.
Dalam
pengembangan kurikulum model grass –
roots, ada 4 prinsip penting yang dikemukakan oleh Smith, Stanley, dan
Shores (1957 dalam Zais, 1976: 449), yakni:
1.
kurikulum akan bertambah baik hanya
kalau kompetensi profesional guru bertambah baik
2.
kompetensi guru akan bertambah baik
jika guru – guru ikut dilibatkan dalam masalah perbaikan (revisi) kurikulum
3.
jika para guru bersama menanggung
bentuk – bentuk yang menjadi tujuan yang dicapai, dalam memilih,
mengidentifikasi dan memecahkan masalah – masalah yang dihadapi, serta dalam
memutuskan dan menilai hasil, keterlibatan mereka akan lebih terjamin.
4.
sebagai orang yang bertemu dalam
kelompok tatap muka, mereka akan mengerti satu dengan yang lainnya dengan lebih
baik[5]
Dari uraian diatas
jelaslah bahwa untuk menjadi pengembang kurikulum yang handal guru dituntut
untuk memiliki sejumlah kemampuan, yaitu dengan cara memberikan kesempatan
untuk terlibat secara langsung menghadapi dan memecahkan masalah – masalah
kurikulum.
3.
Model Beuchamp
Dalam model
ini Beauchamp mengemukakan 5 hal dalam pengembangan kurikulum yaitu :
1.
Menetapkan lingkup wilayah yang
akan dicakup oleh kurikulum tersebut
2.
Menetapkan personalia yaitu siapa
saja yang terlibat
3.
Organisasi dan prosedur
pengembangan kurikulum
4.
Implementasi kurikulum
5.
Evaluasi kurikulum[6]
4.
Model Arah balik Taba
Menurut
model Taba, pengembangan kurikulum dilandaskan dan dilaksanakan dalam 5
langkah:
1.
Membuat unit percobaan (producing pilot units)
2.
Menguji unit – unit eksperimen (testing eksperimental units)
3.
Merevisi dan mengkonsolidasi
4.
Mengembangkan keseluruhan kerangka
kurikulum
5.
Implementasi dan desiminasi (mengadakan
perbaikan dan penyimpulan)[7]
5.
Model Rogers.
Ada empat
langkah pengembangan kurikulum model ini yang dikenal dengan Model Relasi
Interpersonal Roger (Rogers Interpersonal
Relation Model) diantaranya:
1.
pemilihan target dari sistem
pendidikan
2.
partisipasi guru dalam pengalaman
sekelompok intensif
3.
pengembangan pengalaman kelompok
yang intensif untuk satu kelas atau unit pelajaran
4.
partisipasi orang tua dalam kelopok
yang intensif.
Apabila
diperhatikan langkah – langkah dalam model relasi interpersonal ini, tidak
satupun yang mengemukakan tentang
rancangan tertulis.
Rogers lebih
mementingkan kegiatan pengembangan kurikulum daripada rancangan pengembangan
kurikulum tertulis, yakni melalui aktifitas dan interaksi dalam pengalaman kelompok
intensif yang terpilih.
6.
The Demonstration Model
Model ini
pada dasarnya bersifat grass roots, yang datang dari bawah. Bedanya pada model
grass roots pengembangan kurikulum adalah murni dari orang – orang yang berada
dalam suatu sekolah tanpa campur tangan
oleh pemerintah dan para ahli.
Menurut
Smith, Stanley dan Shores ada 2 variasi dalam model ini yaitu,
-
Sekelompok guru dari suatu sekolah
atau beberapa sekolah ditunjuk oleh pengambil kebijakan untuk melakukan
percobaan tentang salah satu atau beberapa komponen kurikulum.
-
Kurang bersifat formal, yaitu beberapa
orang guru merasa kurang puas dengan kurikulum yang ada, kemudian mereka
mencoba mengadakan penelitian, perbaikan dan pengembangan sendiri.
7.
The Systematic Action –
Research Model
Model ini
didasarkan pada asumsi bahwa perkembangan kurikulum merupakan perubahan sosial,
sesuai dengan asumsi tersebut model ini menekankan pada hubungan insani,
sekolah dan organisasi masyarakat. Model ini terdiri atas 2 langkah yaitu:
-
Mengadakan kajian seksama tentang
masalah – masalah kurikulum, berupa pengumpulan data yang bersifat menyeluruh,
dan mengidentifikasinya.
-
Implementasi dari keputusan yang
diambil dari tindakan pertama, pengumpulan data dan fakta dan menyiapknnya bagi
evaluasi tindakan.
8.
Emerging Technical Model
System
analisys model berasal dari gerakan efisiensi bisnis. Tersusun atas beberapa
langkah yaitu:
-
Menentukan spesifikasi perangkat
hasil belajar yang harus dikuasai siswa
-
Menyusun instrumen untuk menilai
ketercapaian – ketercapaian hasil belajar yang harus dikuasai siswa
-
Mengidentifikasi tahap – tahap
ketercapaian hasil serta perkiraan biaya yang diperlukan
-
Membandingkan biaya dari beberapa
program pendidikan.
BAB
III
SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas pada
Makalah Model – Model Pengembangan Kurikulum , maka ada beberapa hal yang
dapat disimpulkan, antara lain:
1. Dalam usaha pengembangan kurikulum, dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu pengembangangan kurikulum yang bersifat
desentralisasi, dan pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi.
2.
Model Pengembangan Kurikulum
menurut Ralf Tayler
Yang
diperlukan dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
·
Menentukan tujuan
·
Menentukan pengalaman belajar
·
Mengorganisasi pengalaman belajar
·
Evaluasi (Sumatif dan formatif)
3.
Model Pengembangan Kurikulum
menurut Robert S. Zails
a. Model
Administratif
b. Model
Grass – Roots
c. Model
Beuchamp
d. Model
Arah balik Taba
e. Model
Rogers.
f.
The Demonstration Model
g. The
Systematic Action – Research Model
h. Emerging
Technical Model
4.
Hal yang
dapat dikembangkan dari upaya pengembangan kurikulum sebagai sebuah sistem
dalam kegiatan pendidikan yaitu:
- Pertama, pendidikan harus terus dikembangkan, begitu juga kurikulum harus terus dibenahi sampai kapanpun. Pembenahan kurikulum tidak hanya dari level pemerintah, akan tetapi pembenahan bisa dilakukan kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun sesuai dengan proporsi, artinya bahwa kurikulum tidak statis, setiap saat dia terus dinamis dan berubah.
- Kedua, bahwa lingkungan masyarakat, teknologi dan informasi terus menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan oleh sekolah, oleh pendidikan dan tentunya oleh kurikulum. Kecepatan mengakses, menjadikan lingkungan sebagai instrumen pengembangan kurikulum harus selalu dikedepankan oleh siapapun, dengan itu pendidikan tidak akan tertinggal oleh kebutuhan dan harapan dari masyarakat pengguna jasa pendidikan.
5.
Upaya pembinaan kurikulum yang dilakukan guru
bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil belajar yang
dicapai siswa.
Daftar
Pustaka
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, 2006 (Jakarta
: Rineka Putra)
M. Zaeni Mustofa. Model
– Model Pengembangan kurikulum. (21/04/2012), (07.15am), downlad.
Rahayu Candra W. Model – Model Pengembangan kurikulum dan
Fungsinya bagi Guru. (21/04/2012), (07.08 am), download.
Sukanto. Pengembangan Kurikulum. 2010. Medan :
Fakultas Tarbiyah IAIN
MAKALAH
“Model – Model Pengembangan Kurikulum”
Mata Kuliah : Pengembangan
Kurikulum PAI
Semester :
VI – A
Disusun Oleh Kelompok:
VI
Abdul Ajiz Nasution
Iis Mayani
Yonesti
Dosen Pembimbing : Dr. WAHYUDIN NUR NST.
STAI SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN
AL – ISHLAHIYAH BINJAI
T.A. 2011/ 2012
Kata Pengantar
Tiada sepatah kata pun yang pantas kita ucapkan kecuali
Syukur dan Hamdalah karena berkat Keridhaan, Taufik, Rahmad dan HidayahNya kita semua diberikan kenikmatan, kesehatan, keselamatan, kesempatan dan kelebihan ilmu pengetahuan
sehingga makalah Pengembangan Kurikulum PAI tentang “ Model – Model
Pengembangan Kurikulum” dapat terselesaikan.
Shalawat teriring salam kita
persembahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan
umat manusia dari alam Jahiliyah ke alam terang benderang dan penuh dengan ilmu
pengetahuan hingga kita dapat menimba ilmu yang bermanfaat seperti saat ini.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas perkuliahan
selama satu semester pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI.
Ungkapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada
Dosen Pembimbing Bapak DR. Wahyudin Nur Nst. yang telah membimbing kami, juga
rekan – rekan seperjuangan yang sudah turut serta membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan
partisipasi dari rekan-rekan mahasiswa/i berupa kritik dan saran demi
penyempurnaan makalah ini kedepannya.
Binjai, April 2012
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar .................................................................................................... i
Daftar
Isi ............................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
(Model – Model Pengembangan
Kurikulum)....................................
3
A. Pengertian Pengembangan
Kurikulum.............................................
3
B. Model – Model Pengembangan Kurikulum .................................... 3
1.
Model
Pengembangan menurut Ralf Tayler ............................. 3
2.
Model
Pengembangan menurut Robert S. Zails.........................
4
a. Model
Administratif..............................................................
4
b. Model
Grass – Roots............................................................
4
c. Model
Beuchamp.................................................................. 6
d. Model
Arah balik Taba.........................................................
6
e. Model
Rogers. ...................................................................... 6
f.
The Demonstration Model ................................................... 7
g. The
Systematic Action – Research Model ............................ 7
h. Emerging
Technical Model .................................................. 7
BAB
III SIMPULAN...........................................................................................
8
Daftar
Pustaka 10
[1] Sukanto, Pengembangan
Kurikulum, Medan, Fakultas Tarbiyah IAIN, 2010, hlm. 69
[2] S. Rahayu Candra W. Model –
Model Pengembangan kurikulum dan Fungsinya bagi Guru. (21/04/2012), (07.08
am), download.
[3] M. Zaeni Mustofa. Model –
Model Pengembangan kurikulum. (21/04/2012), (07.15 am), download.
[4] Ibid.download
[5] Dimyati & Mudjiono, Belajar
dan Pembelajaran, 2006 (Jakarta : Rineka Putra), hlm. 282
[6] Sukanto, Pengembangan
Kurikulum, Op. Cit , hlm. 74
[7] Ibid. hlm. 75
Langganan:
Postingan (Atom)